Teori strukturasi

Teori struktural , konsep sosiologi yang menawarkan perspektif tentang perilaku manusia berdasarkan sintesis struktur dan efek agensi yang dikenal sebagai "dualitas struktur." Alih-alih menggambarkan kapasitas tindakan manusia sebagai dibatasi oleh struktur sosial stabil yang kuat (seperti lembaga pendidikan, agama, atau politik) atau sebagai fungsi dari ekspresi individu dari kehendak (yaitu, agensi), teori strukturasi mengakui interaksi makna , standar dan nilai-nilai, dan kekuasaan dan menempatkan hubungan yang dinamis antara berbagai aspek masyarakat.

Teori struktur dan agensi

Hubungan struktur dan agensi telah menjadi prinsip sentral dalam bidang sosiologi sejak awal. Teori-teori yang mendukung keunggulan struktur (juga disebut pandangan objektivis dalam konteks ini) menyelesaikan bahwa perilaku individu sangat ditentukan oleh sosialisasi mereka ke dalam struktur itu (seperti menyesuaikan diri dengan harapan masyarakat sehubungan dengan gender atau kelas sosial). Struktur beroperasi pada tingkat yang berbeda-beda, dengan lensa penelitian difokuskan pada tingkat yang sesuai dengan pertanyaan yang ada. Pada tingkat tertinggi, masyarakat dapat dianggap terdiri dari stratifikasi sosial ekonomi massal (seperti melalui kelas sosial yang berbeda). Pada skala menengah, institusi dan jejaring sosial (seperti struktur keagamaan atau keluarga) dapat membentuk fokus studi,dan pada skala mikro seseorang dapat mempertimbangkan bagaimana norma komunitas atau profesional membatasi agensi. Strukturalis menggambarkan pengaruh struktur dengan cara yang kontras. Ilmuwan sosial Prancis Émile Durkheim menyoroti peran positif stabilitas dan keabadian, sedangkan filsuf Karl Marx menggambarkan struktur sebagai melindungi segelintir orang, berbuat sedikit untuk memenuhi kebutuhan banyak orang.

Sebaliknya, para pendukung teori agensi (juga disebut pandangan subjektif dalam konteks ini) menganggap bahwa individu memiliki kemampuan untuk melaksanakan kehendak bebas mereka sendiri dan membuat pilihan mereka sendiri. Di sini, struktur sosial dipandang sebagai produk dari tindakan individu yang dipertahankan atau dibuang, bukan sebagai kekuatan yang tidak dapat dibandingkan.

Teori Giddens

Sosiolog telah mempertanyakan sifat terpolarisasi dari debat struktur-agensi, menyoroti sintesis dari dua pengaruh ini pada perilaku manusia. Sarjana terkemuka dalam hal ini adalah sosiolog Inggris Anthony Giddens, yang mengembangkan konsep strukturasi. Giddens berpendapat bahwa sama seperti otonomi individu dipengaruhi oleh struktur, struktur dipertahankan dan diadaptasi melalui pelaksanaan agensi. Antarmuka di mana aktor bertemu suatu struktur disebut "strukturasi."

Dengan demikian, teori strukturasi berusaha untuk memahami perilaku sosial manusia dengan menyelesaikan pandangan yang bersaing dari perspektif struktur-agensi dan makro-mikro. Ini dicapai dengan mempelajari proses yang terjadi pada antarmuka antara aktor dan struktur. Teori struktural mengambil posisi bahwa tindakan sosial tidak dapat sepenuhnya dijelaskan oleh struktur atau teori agensi saja. Sebaliknya, ia mengakui bahwa aktor beroperasi dalam konteks aturan yang dihasilkan oleh struktur sosial, dan hanya dengan bertindak dengan cara yang patuh, struktur ini diperkuat. Akibatnya, struktur sosial tidak memiliki stabilitas yang melekat di luar tindakan manusia karena mereka dibangun secara sosial. Sebagai alternatif, melalui latihan refleksivitas, agen memodifikasi struktur sosial dengan bertindak di luar batasan yang diberikan struktur pada mereka.

Kerangka kerja struktur Giddens berbeda dari teori klasik. Dia mengusulkan tiga jenis struktur dalam sistem sosial. Yang pertama adalah makna, di mana makna dikodekan dalam praktik bahasa dan wacana. Yang kedua adalah legitimasi, yang terdiri dari perspektif normatif yang tertanam sebagai norma dan nilai sosial. Elemen struktural terakhir Giddens adalah dominasi, berkaitan dengan bagaimana kekuasaan diterapkan, khususnya dalam pengendalian sumber daya.

Artikel Terkait